Aqiqah Bandung – Ayah dan Bunda, keguguran adalah kondisi berhentinya kehamilan atau hilangnya janin secara spontan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
Namun, batasan waktu untuk keguguran bisa berbeda-beda di berbagai institusi kesehatan. Kementerian Kesehatan RI sendiri menyebut keguguran sebagai kondisi berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu.
Sedangkan, jika usia kehamilan sudah lebih dari 20 minggu disebut dengan istilah lahir mati atau stillbirth.
Tanda-tanda Keguguran
Gejala keguguran bisa berbeda-beda antara satu dan perempuan hamil lainnya, bahkan ada juga kasus keguguran yang tidak mengalami gejala apapun.
Namun, secara umum berikut ini merupakan tanda-tanda keguguran yang kerap terjadi:
- Pendarahan
Pendarahan atau vaginal bleeding adalah salah satu tanda paling umum dari keguguran. Pendarahan bisa berupa bercak ringan atau keluarnya cairan berwarna coklat hingga pendarahan berat dengan keluarnya darah merah atau gumpalan darah.
Namun, perlu diingat bahwa perdarahan ringan pada vagina juga bisa terjadi pada awal kehamilan (trimester pertama) dan tidak selalu berarti bahwa Anda sedang mengalami keguguran.
Oleh karena itu, jika Bunda mengalami pendarahan atau tanda-tanda keguguran lainnya seperti disampaikan di artikel ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
- Nyeri Perut bawah
Kram atau nyeri perut bawah adalah salah satu gejala keguguran yang umum. Rasa sakit akibat nyeri perut dapat bervariasi dalam intensitas yang berbeda-beda.
Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
- Keluarnya Jaringan Kehamilan dari Vagina
Tanda keguguran lainnya adalah keluarnya jaringan kehamilan dari vagina. Jaringan ini bisa berupa plasenta, kantung kehamilan hingga janin.
Hal ini terjadi karena tubuh mencoba mengeluarkan jaringan yang tidak dapat bertahan hidup tersebut dari rahim.
- Tidak Merasakan Tanda Kehamilan
Saat mengalami keguguran, sejumlah ciri kehamilan seperti morning sickness atau kondisi mual dan muntah-muntah, payudara yang mengeras serta perut yang menonjol akan menghilang.
Penyebab Keguguran
Berikut ini merupakan dua faktor utama yang menjadi penyebab keguguran pada umumnya:
- Kelainan Kromosom
Kelainan kromosom adalah salah satu penyebab keguguran. Kromosom adalah struktur yang terdiri dari DNA dan protein yang membawa informasi genetik yang diperlukan untuk pengembangan dan fungsi normal tubuh.
Kebanyakan manusia memiliki 23 pasang kromosom (total 46 kromosom) dalam sel tubuh normal.
Namun, dalam beberapa kasus, terjadi kegagalan dalam proses pembentukan sel atau dalam proses reproduksi yang menghasilkan abnormalitas kromosom.
Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya sel-sel yang memiliki jumlah kromosom yang salah atau kromosom yang rusak. Sehingga janin tidak terbentuk sempurna dan tidak dapat bertahan hidup.
Abnormalitas kromosom dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelainan bawaan dan penyakit. Abnormalitas kromosom yang terjadi pada sel telur atau sel sperma juga dapat menyebabkan keguguran.
- Kelainan Plasenta
Plasenta adalah organ yang penting dalam menyediakan nutrisi dan oksigen untuk janin selama kehamilan. Beberapa masalah plasenta yang dapat menyebabkan keguguran meliputi:
Plasenta previa yaitu kondisi ketika plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir, sehingga mempersulit kelahiran bayi dan meningkatkan risiko perdarahan.
Plasenta akreta yaitu kondisi ketika plasenta menempel terlalu erat pada dinding rahim, sehingga sulit untuk dilepaskan setelah persalinan dan dapat menyebabkan perdarahan berat.
Plasenta insufisiensi yaitu kondisi ketika plasenta tidak dapat memberikan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin, sehingga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin, serta meningkatkan risiko keguguran.
Cara Menurunkan Risiko Keguguran
Meskipun tak ada cara yang pasti untuk mencegah keguguran, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil untuk meminimalkan risiko terjadinya keguguran, diantaranya, yaitu:
- Merencanakan kehamilan sebaik mungkin (idealnya 3 bulan sebelum hamil)
- Menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
- Menghindari asap rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.
- Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengikuti saran dokter terkait perawatan kehamilan.
- Menghindari aktivitas yang berat atau terlalu melelahkan.
- Menjaga kestabilan emosi dan menghindari stres berlebihan.
Sumber: Dream.co.id
Penulis: Aisyah