Browsing: Blog

Manfaat Buah Semangka Bagi Anak

Manfaat Buah Semangka Bagi Anak, Yuk Simak Artikelnya!

Aqiqah Bandung – Semangka adalah buah musim panas yang tidak hanya lezat, tetapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan anak-anak. Buah merah dan hijau yang segar ini penuh dengan nutrisi yang penting, dan inilah beberapa manfaatnya yang perlu Ayah Bunda ketahui! Di antaranya:

  1. Kaya akan Air

Semangka memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga merupakan camilan yang sempurna untuk menjaga anak Anda terhidrasi, terutama di musim panas yang panas.

  1. Vitamin dan Antioksidan

Buah ini mengandung vitamin C yang tinggi, yang penting untuk sistem kekebalan tubuh anak Anda. Selain itu, semangka juga mengandung antioksidan seperti likopen yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

  1. Baik untuk Mata

Semangka mengandung vitamin A yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mata anak Anda, membantu mencegah masalah penglihatan.

  1. Pencernaan Sehat

Kandungan serat dalam semangka dapat membantu menjaga sistem pencernaan anak tetap sehat dan menghindari masalah sembelit.

  1. Pembangkit Energi Alami

Semangka mengandung gula alami yang memberikan energi cepat untuk bermain dan belajar.

  1. Mendukung Pertumbuhan Tulang

Kandungan kalium dalam semangka membantu mendukung pertumbuhan tulang anak dan menjaga kesehatan jantung.

Namun, penting untuk mengingatkan anak-anak untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak semangka sekaligus karena tingginya kandungan air dapat menyebabkan kenyang dan merasa perut penuh. Jadi, semangka sebaiknya dimakan dalam porsi yang wajar.

Meskipun semangka memberikan banyak manfaat kesehatan, disarankan untuk memberikannya sebagai bagian dari pola makan yang seimbang.

Selalu pastikan anak-anak Anda makan berbagai makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Dengan menyertakan semangka dalam menu mereka, Anda memberi mereka kenikmatan sekaligus manfaat kesehatan yang berharga.

Semoga apa yang telah dibahas dalam artikel ini membawakan manfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian, aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Semangat dan sehat selalu ya, Ayah Bunda.

Sumber foto: google.com

Penulis: Nafisah Samratul Fuadiyah

Selalu pastikan anak-anak Anda makan berbagai makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Dengan menyertakan semangka dalam menu mereka, Anda memberi mereka kenikmatan sekaligus manfaat kesehatan yang berharga.

Semoga apa yang telah dibahas dalam artikel ini membawakan manfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian, aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

{ Comments are closed }

Mendisiplinkan Anak Tidak Harus Selalu dengan Kekerasan! Simak Beberapa Tips Berikut

Mendisiplinkan Anak Tidak Harus Selalu dengan Kekerasan! Simak Beberapa Tips Berikut

Aqiqah Bandung – Dilansir dari artikel laman web unicef.org yang berjudul “How to discipline your child the smart and healthy way?” yang menerangkan bahwa ada saatnya ketika setiap orang tua kesulitan menentukan cara terbaik untuk mendisiplinkan anak mereka.

Baik saat menghadapi balita tantrum atau remaja yang sedang marah, mungkin sulit mengendalikan emosi Anda. Tidak ada orang tua yang ingin berada dalam situasi seperti ini dan intinya adalah berteriak dan melakukan kekerasan fisik tidak akan pernah membantu.

Lantas Bagaimana Caranya Untuk Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan?

Disiplin adalah salah satu hal penting dalam mendidik anak. Namun, disiplin tidak selalu harus dilakukan dengan kekerasan. Kekerasan fisik atau verbal dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik secara fisik maupun psikis.

Oleh karena itu, perlu bagi orang tua untuk mencari cara-cara mendidik anak tanpa kekerasan. Berikut adalah beberapa cara mendidik anak tanpa kekerasan yang dapat dilakukan oleh orang tua:

  1. Alternatif untuk pukulan

Pukulan bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan ketegasan pada anak. Orang tua dapat mencoba alternatif lain seperti memberikan konsekuensi yang sesuai dengan perilaku anak, memberikan perhatian positif ketika anak berperilaku baik, atau memberikan waktu istirahat ketika anak sedang kesal.

  1. Berbicara dengan anak

Berbicara dengan anak adalah cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah dan mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Orang tua dapat membantu anak untuk mengidentifikasi perasaannya dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah.

  1. Memberikan contoh yang baik

Orang tua dapat memberikan contoh yang baik dengan menunjukkan perilaku yang diinginkan. Anak akan meniru perilaku orang tua, sehingga orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak.

  1. Memberikan pujian

Memberikan pujian pada anak ketika ia berperilaku baik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anak. Pujian yang diberikan harus spesifik dan jelas, sehingga anak tahu apa yang ia lakukan dengan benar.

  1. Mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Anak harus memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan memiliki konsekuensi, baik itu positif atau negatif.

  1. Mengajarkan anak untuk memecahkan masalah

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dengan cara yang positif dan konstruktif. Anak harus diajarkan untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah, bukan hanya menyalahkan orang lain atau menggunakan kekerasan.

  1. Memberikan waktu istirahat

Memberikan waktu istirahat pada anak ketika ia sedang kesal atau marah dapat membantu anak untuk meredakan emosinya. Orang tua dapat memberikan waktu istirahat yang singkat, seperti beberapa menit, untuk membantu anak untuk meredakan emosinya.

  1. Mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan dan menghargai orang lain. Anak harus diajarkan untuk menggunakan kata-kata yang sopan dan menghargai perasaan orang lain.

Nah, itulah beberapa tips mendisiplinkan anak tanpa kekerasan. Dalam mendidik anak, orang tua harus menghindari kekerasan fisik atau verbal.

Orang tua dapat mencari cara-cara alternatif untuk mendidik anak, seperti memberikan konsekuensi yang sesuai, memberikan pujian, atau mengajarkan anak untuk memecahkan masalah. Dengan cara-cara ini, anak dapat belajar untuk berperilaku dengan baik tanpa harus ditegur dengan kekerasan. Semoga bermanfaat!

Sumber gambar: Aqiqah Al Hilal

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Viral!!! Kasus Perundungan Anak Sekolah Apa Kata Islam Tentang Bullying atau Perundungan?

Viral!!! Kasus Perundungan Anak Sekolah Apa Kata Islam Tentang Bullying atau Perundungan

Aqiqah Bandung – Seperti yang telah Ayah Bunda ketahui, saat inti tengah marak kasus perundungan anak sekolah di wilayah Cilacap, Bandung, hingga Kuningan. Tak jarang pihak sekolah dan keluarga kewalahan karena kasus ini sehingga mau tak mau kasus pun dilimpahkan ke pihak berwajib seperti kepolisian dan kejaksaan.

Namun, disamping hal tersebut masih ada juga pihak yang membiarkan kasus ini begitu saja, sehingga kasus ini masih terus terjadi, terutama di lingkungan sekolah.

Apa Itu Bullying?

Bullying atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan perundungan, penindasan atau risak merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan secara verbal maupun non verbal yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Ayat Tentang Larangan Perundungan atau Bullying

Agama Islam telah melarang perundungan dalam bentuk apapun. Al quran menyebutkan larangan ini dalam surat al-Hujurat ayat 11 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Penyebab Terjadinya Perundungan

Biasanya perundungan atau bullying ini terjadi karena kurang terjalinnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10, yang artinya:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Tak hanya melalui kekerasan secara fisik saja, tetapi kasus ini juga biasa dilakukan secara verbal. Bahkan beberapa waktu lalu, ada seorang anak yang menjadi korban perundungan hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena ia tak tahan terus menerus dirundung secara verbal oleh teman sekelasnya.

Di luar negeri pun tak jarang orang-orang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena mengalami perundungan di sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya, biasanya perundungan ini disebut dengan istilah cyberbullying.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Perundungan?

Ayah, Bunda. Islam telah mengajarkan kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Meskipun itu sulit, tapi sebagai salah satu cara ikhtiar kita untuk mencegahnya jika anak kita menjadi korban perundungan, tidak ada salahnya sebagai orang tua kita mengajak pelaku perundungan itu bersilaturahmi ke rumah kita diberikan suguhan diajak mengobrol santai diperlakukan layaknya teman dan keluarga seperti biasa supaya terciptanya rasa nyaman bagi mereka.

Diharapkan dengan hal tersebut dapat membuat ia merasa sungkan, bahkan mungkin ia yang akan menjadi pelindung anak kita di sekolah ketika dapat perlakuan jahil dari anak lain.

Semoga bermanfaat dan semoga anak Ayah dan Bunda selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin…

Sumber gambar: Ilustrasi perundungan di sekolah (Laparent.com)

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Mendidik Anak Berlandaskan Nilai-Nilai Islam: Mengapa Ilmu Parenting Islami Penting?

Mendidik Anak Berlandaskan Nilai-Nilai Islam: Mengapa Ilmu Parenting Islami Penting?

Aqiqah Bandung – Parenting Islami adalah pendekatan dalam mendidik anak yang berakar pada ajaran Islam. Ini melibatkan cara orang tua membesarkan anak-anak mereka dengan berlandaskan nilai-nilai, prinsip, dan etika yang diajarkan dalam agama Islam.

Lantas, mengapa ilmu parenting Islam begitu penting dipelajari? Dilansir dari beberapa sumber inilah beberapa alasan mengapa ilmu parenting islami begitu penting?

  1. Pendidikan Agama: Dalam parenting Islami, pendidikan agama menjadi prioritas utama. Orang tua mengajarkan anak-anak mereka tentang ajaran Islam, nilai-nilai etika, akhlak yang baik, serta tata cara beribadah. Ini membantu anak-anak memahami ajaran agama dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Keteladanan: Orang tua yang menerapkan parenting Islami berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti jujur, sabar, kasih sayang, dan ketulusan. Dengan cara ini, anak-anak dapat mengamati dan meniru perilaku positif orang tua mereka.
  3. Komunikasi: Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam parenting Islami. Orang tua harus mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan nasihat yang bijaksana, dan menjawab pertanyaan anak-anak tentang agama dan dunia dengan penuh pengertian.
  4. Kedisiplinan Positif: Orang tua dalam parenting Islami lebih condong pada pendekatan kedisiplinan positif. Mereka mengajarkan anak-anak tentang konsekuensi dari perbuatan mereka dan memberikan dorongan untuk berbuat baik. Ini menciptakan lingkungan yang lebih penuh kasih sayang dan pemahaman.
  5. Pengembangan Karakter: Parenting Islami mengutamakan pengembangan karakter anak-anak. Orang tua mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, belas kasih, dan integritas. Mereka juga mendorong anak-anak untuk berbuat baik kepada sesama dan menjalankan peran sosial mereka sebagai muslim.
  6. Penghormatan Terhadap Kebudayaan: Parenting Islami mengajarkan anak-anak untuk menghormati keberagaman budaya dan keyakinan, sambil tetap teguh pada nilai-nilai Islam. Ini membantu menciptakan pemahaman dan toleransi yang lebih baik dalam hubungan anak dengan dunia luar.

Parenting Islami adalah cara yang kokoh dan berlandaskan nilai untuk mendidik anak-anak. Hal ini dapat membantu menciptakan generasi yang berakhlak baik, penuh kasih sayang, dan berkomitmen pada nilai-nilai agama.

Dengan pendekatan ini, orang tua dapat memastikan bahwa anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang bermanfaat dalam masyarakat dan mampu menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

Sumber gambar: kalamsindonews

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Aqiqah di Era Digital: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Orang Merayakannya?

Aqiqah di Era Digital: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Orang Merayakannya?

Aqiqah Bandung – Aqiqah adalah salah satu tradisi penting dalam agama Islam, di mana keluarga merayakan kelahiran seorang anak dengan mengorbankan seekor hewan dan membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan.

Tradisi ini telah ada selama berabad-abad, tetapi di era digital ini, teknologi telah mengubah cara orang merayakan aqiqah.

Salah satu cara utama di mana teknologi memengaruhi aqiqah adalah melalui komunikasi dan informasi. Dulu, keluarga harus mengundang teman dan kerabat secara langsung untuk hadir dalam perayaan aqiqah.

Namun, sekarang, mereka dapat menggunakan platform media sosial seperti Facebook, WhatsApp, atau Instagram untuk mengirimkan undangan dan berbagi momen perayaan.

Ini membuatnya lebih mudah bagi keluarga untuk terhubung dengan orang-orang yang berada jauh dari mereka, sehingga aqiqah dapat menjadi acara yang lebih inklusif.

Selain itu, teknologi juga telah merubah cara transaksi dana untuk aqiqah. Sebelumnya, keluarga harus melakukan pembayaran secara manual dan tunai.

Sekarang, mereka dapat menggunakan platform pembayaran secara online via transfer untuk transaksi yang lebih efisien. Ini memudahkan keluarga untuk mencapai target dana mereka dan memastikan bahwa aqiqah dapat berjalan sesuai rencana.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam dokumentasi perayaan aqiqah. Dulu, keluarga hanya dapat mengandalkan foto fisik untuk mengabadikan momen-momen penting.

Namun, sekarang, hampir setiap orang memiliki kamera ponsel yang canggih, sehingga momen-momen berharga dapat dengan mudah diabadikan dalam bentuk foto atau video yang dapat dibagikan dengan teman dan keluarga.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan keluarga untuk menjalani proses aqiqah dengan lebih nyaman. Mereka dapat memesan hewan qurban secara online dan mengatur pengantaran langsung ke tempat pemotongan.

Ini mengurangi kerumitan yang terkait dengan proses ini dan membuatnya lebih efisien.

Dalam kesimpulan, teknologi telah mengubah cara orang merayakan aqiqah di era digital ini. Dari komunikasi hingga proses pembayaran, dokumentasi, dan proses praktis, teknologi telah membuat aqiqah menjadi lebih mudah diakses dan dirayakan dengan cara yang lebih modern.

Namun, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai islami dan makna tradisi ini dalam menghadapi perubahan zaman.

Dokumentasi domba Aqiqah Al Hilal

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Sifat-Sifat Ayah yang Diwariskan Kepada Anaknya, Apa Saja?

Sifat-Sifat Ayah yang Diwariskan Kepada Anaknya, Apa Saja?

Aqiqah Bandung – Setelah sebelumnya kita membahas tentang sifat-sifat Ibu yang diwariskan kepada anaknya, sekarang saatnya giliran membahas sifat-sifat yang diwariskan ayah kepada anaknya.

Selain dari ibu, seorang anak dapat mewarisi sifat ayahnya juga. Berikut adalah beberapa hal yang diwarisi sang anak dari ayahnya sebagaimana dikutip melalui motherandbeyond.id.

  1. Jenis Kelamin

Salah satu aspek yang dapat diwariskan oleh ayah kepada anaknya adalah jenis kelamin. Gen kelamin dari sang ayah bisa memengaruhi jenis kelamin anak. Jika ayah memiliki banyak saudara laki-laki, maka kemungkinan besar anaknya akan berjenis kelamin laki-laki, dan sebaliknya jika ayah memiliki banyak saudara perempuan.

Meskipun begitu, penting untuk diingat bahwa ini adalah probabilitas dan tidak ada jaminan mutlak. Beberapa faktor genetik lainnya juga berperan.

  1. Sidik Jari

Seorang anak dapat mewarisi sifat ayahnya dalam hal sidik jari. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan sidik jari ayah dan anak. Meskipun tidak selalu identik, ada kemiripan yang dapat terlihat.

Sidik jari merupakan salah satu ciri unik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

  1. Kesehatan Gigi

Selain sidik jari, masalah gigi yang dialami oleh sang ayah juga dapat diwariskan kepada anaknya. Ini tidak hanya terbatas pada susunan gigi, tetapi juga melibatkan masalah kesehatan gigi.

Misalnya, jika ayah memiliki masalah kesehatan gigi tertentu, kemungkinan anaknya juga akan menghadapi masalah serupa. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi adalah penting untuk mencegah masalah yang dapat diwariskan ini.

  1. Tinggi Badan

Tinggi badan seseorang juga dapat diwariskan dari ayahnya. Jika ayah memiliki tinggi badan yang pendek, ada kemungkinan bahwa anaknya juga akan memiliki tinggi badan serupa.

Ini berkaitan dengan faktor genetik yang memengaruhi pertumbuhan tubuh. Meskipun begitu, peran nutrisi dan lingkungan juga penting dalam menentukan tinggi badan seseorang.

  1. Warna Bola Mata

Warna bola mata adalah sifat lain yang dapat diwariskan dari ayah kepada anaknya. Jika ayah memiliki bola mata berwarna biru, hijau, hitam, atau cokelat, anaknya juga memiliki kemungkinan besar untuk memiliki warna bola mata yang sama. Warna bola mata merupakan hasil dari kombinasi genetik yang diwariskan dari kedua orang tua.

Itulah beberapa sifat yang dapat diwariskan oleh ayah kepada anaknya. Perlu diingat bahwa meskipun ada faktor genetik yang berperan, lingkungan dan faktor lain juga memiliki dampak signifikan pada perkembangan dan sifat seseorang. Sehingga, sifat-sifat ini hanya sebagian kecil dari berbagai pengaruh yang membentuk individu.

Sumber gambar: islami.co

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Belajar Berjalan dalam Perspektif Anak, Tantangan dan Cara Mendukungnya

Belajar Berjalan dalam Perspektif Anak, Tantangan dan Cara Mendukungnya

Aqiqah Bandung – Proses pembelajaran berjalan bagi anak adalah sebuah perjalanan yang memerlukan waktu dan dukungan. Ini karena berjalan merupakan kemampuan motorik kasar yang melibatkan penggunaan otot-otot besar pada kaki serta pemeliharaan keseimbangan tubuh.

Untuk memiliki otot kaki yang kuat dan keseimbangan yang baik, anak harus melewati tahap-tahap perkembangan sebelumnya seperti berguling, tengkurap, duduk, merangkak, dan berdiri.

Hal ini memungkinkannya untuk berjalan dengan berpegangan pada furnitur atau benda lain sebagai langkah awal. Proses ini dikenal sebagai merambat.

Dalam umumnya, bayi mulai belajar berjalan dengan merambat atau dengan dukungan orang tua sekitar usia 9 hingga 15 bulan. Pada usia sekitar 10 bulan, mereka mungkin mulai berdiri tanpa dukungan dan menunjukkan kemajuan dalam berjalan antara usia 11 hingga 15 bulan.

Sebagian besar anak akan mampu berjalan dengan lancar pada usia 18 bulan atau 1,5 tahun.

Namun, antara usia 12 hingga 18 bulan, anak-anak memiliki ritme perkembangan yang berbeda-beda. Jika anak membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar berjalan, tidak perlu terburu-buru khawatir.

Selama mereka sudah bisa berdiri sendiri pada usia 12 bulan dan menunjukkan minat dalam bergerak, tidak ada alasan untuk cemas. Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda.

Namun, jika anak tidak mampu berjalan sendiri setelah usia 18 bulan, bisa jadi mereka mengalami kondisi keterlambatan berjalan. Ini adalah momen yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan panduan yang tepat.

Dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah ada masalah perkembangan yang memerlukan intervensi.

Penyebab Keterlambatan Berjalan pada Anak

Banyak faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan dalam berjalan, seperti:

Masalah Otot: Distrofi otot, yang ditandai dengan kelemahan dan penurunan fungsi otot, bisa menjadi penyebab keterlambatan berjalan. Ini memerlukan perhatian medis.

Hipotiroidisme: Fungsi tiroid yang rendah dapat mempengaruhi perkembangan motorik anak. Hormon tiroid yang kurang dapat mengganggu tonus otot dan perkembangan motoriknya.

Kelainan Saraf: Keterlambatan dalam berjalan juga bisa terkait dengan kelainan saraf atau gangguan neurologis, seperti cerebral palsy atau sindrom Down.

Keterampilan Motorik: Anak mungkin mengalami keterlambatan dalam keterampilan motorik secara umum, termasuk berjalan, yang tidak selalu berkaitan dengan masalah medis.

Kurangnya Stimulasi: Kesempatan untuk bergerak secara mandiri penting bagi perkembangan anak. Kurangnya kesempatan ini bisa menghambat proses belajar berjalan.

Kelahiran Prematur: Bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keterlambatan perkembangan.

Cara Mendukung Anak untuk Berjalan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu anak yang terlambat berjalan:

Bermain di Lantai: Membiarkan anak bermain di lantai mendorong perkembangan keterampilan motoriknya. Furnitur yang bisa dijadikan pegangan membantu mereka membangun kekuatan dan keseimbangan.

Berjalan Bersama: Berjalan bersama anak sambil memegang tangannya membantu mereka membangun keseimbangan dan kepercayaan diri.

Mainan Dorong: Mainan dorong khusus membantu anak membangun keseimbangan dan kekuatan kaki yang diperlukan untuk berjalan.

Berjalan Tanpa Alas Kaki: Berjalan tanpa alas kaki membantu anak mengembangkan otot-otot kaki dan keseimbangan.

Memberi Pujian: Memberikan pujian atas usaha anak mendorong rasa percaya diri dan motivasi mereka.

Proses belajar berjalan adalah langkah penting dalam perkembangan anak. Dukungan dan pemahaman yang diberikan oleh orang tua sangat berarti dalam memastikan anak meraih kemampuan ini dengan baik.

Jika ada kekhawatiran, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan panduan medis yang tepat.

Sumber: GRID.id

Penulis: Aisyah

{ Comments are closed }

Chat Sekarang
1
Chat Sekarang
Ada yang bisa kami bantu untuk Aqiqahnya..?