Browsing: Parenting Islam

Lakukan Tiga Cara Ini Supaya Anak Mudah Berinteraksi Sosial

Pada dasarnya tiap manusia adalah makhluk sosial karenanya ia membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain. Sayangnya interaksi sosial menjadi suatu hal yang sangat menakutkan dan melelahkan apalagi buat orang-orang yang tidak terbiasa. Lebih-lebih di era ponsel pintar ini, orang jadi semakin individualistis. Bisa kita lihat ketika kumpul keluarga, orang-orang justru sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Melihat fenomena ini sebaiknya Ayah dan Bunda membiasakan putera dan puterinya untuk berinteraksi sosial.

Lalu bagaimana supaya anak-anak lebih mudah berinteraksi sosial dengan baik dan benar?

Dalam ajaran Islam, ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh ayah dan bunda agar anaknya mudah berinteraksi sosial.

Pertama, yaitu mengajarkan putera-puterinya untuk membiasakan menyapa serta mengucapkan salam pada tiap orang yang dikenalnya.

Menyapa sesama muslim dengan mengucap salam adalah hal paling mendasar yang harus Ayah dan Bunda ajarkan pada anak. Sebab memberikan salam pada sesama Muslim merupakan bentuk penghormatan tertinggi sekaligus mendoakannya.

Imam Bukhari mengatakan bahwa sahabat Anas bin Malik r.a. apabila berpapasan dengan anak-anak, Beliau mengucap salam pada mereka. Kemudian dia berkata, “Nabi SAW pun melakukan hal demikian.” (H.R. Al-Bukhari)

Tips supaya anak terbiasa untuk mengucapkan salam pada orang lain, yaitu Ayah dan Bunda memberikan contoh nyata dengan menyapa anak-anak kecil terlebih dahulu. Rasulullah SAW terbiasa mengucapkan salam pada anak-anak sehingga akhirnya mereka terbiasa akan hal itu. Jika sudah terbiasa, anak-anak akan berinisiatif untuk mengucapkan salam terlebih dahulu.

Ibnu Baththal berkata, “Ucapan salam dari Nabi SAW pada anak-anak adalah wujud ketawadhuan, akhlak yang agung, dan kemuliaan sifat beliau. Hal tersebut adalah percontohan satu akhlak yang melekat pada sunnah. Anak-anak dilatih dengan adab yang mulia, kelak jika mereka baligh maka melekat pada diri mereka adab Islam.” (Syarah Shahih Al-Bukhari)

Kedua, ajaklah putera dan puteri Ayah dan Bunda menginap di rumah saudara atau kerabat yang saleh. Seringnya menginap nantinya akan ada interaksi sosial di luar keluarga inti (Ayah dan Bunda). Mereka nantinya akan berinteraksi dengan nenek, kakek, paman, bibi, serta sepupu.

Dalam riwayat dari Ibnu Abbas r.a., Beliau mengajarkan kepada para anak untuk bersemangat bermalam di rumah kerabatnya yang saleh serta mengambil faedah dari mereka. Ibnu Abbas r.a. berkata, “Saya bermalam di rumah bibiku, Maimunah binti Al-Harits, istri Nabi saw.” (HR. Al-Bukhari)

Kemudian yang terakhir, Suruhlah putera dan puteri Ayah dan Bunda. Ketika ditugaskan oleh orang tua, rasa percaya diri sang anak akan tumbuh dalam sedikit demi sedikit.

Anak akan terbiasa beradaptasi dengan hal-hal yang dulunya tak pernah ia lakukan. Sehingga saat dewasa nanti ia akan lebih mudah beradaptasi dan melakukan tugas-tugas karena sudah punya pengalaman ketika masih kecil.

Anas bin Malik RA berkata, “Suatu ketika saya membantu Nabi SAW, ketika pekerjaan selesai. Rasul pun tidur sejenak, saya pun keluar ke tempat anak-anak yang sedang bermain. Saya mendatangi mereka untuk melihat permainan mereka. Rasul datang mengikutiku kemudian mengucap salam pada anak-anak yang bermain itu. Rasul lalu memanggil dan menugaskanku untuk suatu keperluan. Saya pun melakukan perintahnya.” (HR. Ahmad)

Penutup

Demikianlah tiga cara yang dapat Ayah dan Bunda lakukan agar anak sering dan terbiasa melakukan interaksi sosial.

  • Pertama, membiasakan anakmengucapkan salam pada sesama muslim.
  • Kedua, ajak anak untuk menginap di rumah saudara/kerabat.
  • Lalu ketiga, membiasakan anak menyelesaikan tugas-tugas kecil.

Wallahu a’lam.

{ Comments are closed }

Hafalkan Doa Ini Supaya Bayi Terhindar dari Gangguan Setan!

Manusia sepanjang hidupnya pasti akan terus digoda oleh setan sampai ajal menjemput dirinya. Tak terkecuali seorang bayi yang baru lahir, dia akan diganggu setan. Dalam Alquran surat Shaad ayat 77-83, Allah menjelaskan bahwa iblis bersumpah akan selalu mengganggu dan menyesatkan seluruh umat manusia.

Allah berfirman Dalam ayat tersebut, “Keluarlah kamu dari surga; sungguh kamu adalah (makhluk) yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku (terus menerus) padamu hingga hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri panjangkanlah (umur) aku sampai hari kebangkitan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya (hukuman) kamu termasuk orang-orang akan ditangguhkan, hingga hari yang telah ditentukan waktunya (yaitu hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi Allah aku akan menyesatkan mereka (manusia), kecuali hamba-hamba-Mu di antara mereka yang mukhlis.” (QS. Shaad: 77-83)

Allah kemudian memperingatkan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh nyata manusia. Allah berfirman, “Sesungguhnya setan itu merupakan musuh nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sungguh setan-setan itu mengajak golongannya agar mereka jadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)

Membaca ayat di atas hendaknya Ayah dan Bunda melindungi anak-anak yang baru lahir dari gangguan setan. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh Ayah dan Bunda agar putera dan puterinya terhindar dari gangguan setan? Solusinya adalah dengan memanjatkan doa kepada Allah.

Baca Juga: Aqiqah Cimahi dan Aqiqah Bandung

Rasulullah SAW acapkali membacakan doa untuk meminta perlindungan kepada Allah bagi Hasan dan Husain. Berikut ini doa yang dipanjatkan;

Audzu bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min kulli ‘ainin laammatin”. “Aku berlindung dengan kalimah-kalimah Allah yang sudah sempurna yaitu dari godaan setan, hewan beracun dan dari pengaruh ‘ain’ yang jelek).” (HR. Bukhari)

Lebih dari itu Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwasanya tiap anak manusia itu diganggu setan ketika dilahirkan. Maka tidak heran tiap bayi yang dilahirkan mengeluarkan tangisan yang keras. Hal tersebut terjadi karena adanya sentuhan antara setan dan bayi.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Tiap-tiap anak manusia diganggu setan saat dilahirkan, makanya dia menangis teriak, itu karena disentuh setan. Kecuali Maryam dan putranya Isa Almasih.” (HR. Bukhari)

Mengapa Maryam dan Isa Almasih tidak pernah diganggu oleh setan, ternyata Istri Imran membacakan satu doa ketika melahirkan Maryam. Pernah dikisahkan dalam Alquran ayat 35-36 surat Ali Imran.

Dalam kedua ayat ini dikisahkan, “Dan ingatlah ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhan, Sesungguhnya aku bernazar pada-Mu jika anak dalam kandunganku adalah hamba yang saleh maka dia akan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Maka dari itu terimalah (nazar) ini dariku. Sesungguhnya Allahlah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Tatkala melahirkan anaknya isteri ‘Imran berkata: “Ya Allah ya Tuhanku, sungguh aku melahirkan seorang anak perempuan; Allahlah yang lebih mengetahui apa (jenis kelamin) yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidak seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku sudah menamainya Maryam dan sungguh aku mohon perlindungan untuknya serta keturunannya kelak, lindungilah dia oleh Engkau daripada syaitan yang terkutuk.” (QS. Ali Imran: 35-36)

Dengan doa di atas kemudian Allah pun mengabulkannya. Tumbuhlah Maryam menjadi pribadi yang shalihah. Allah senantiasa memberi perlindungan pada Maryam serta keturunannya dari gangguan dan godaan setan.

Sehingga surat Ali Imran ayat ke 35-36 bisa dijadikan rujukan doa untuk memohon perlindungan agar bayi Ayah dan Bunda terhindar dari gangguan setan.

Penutup

Agar putera dan puteri dari Ayah dan Bunda terhindar dari gangguan setan maka bisa mengamalkan doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW ketika memohon perlindungan bagi Hasan dan Husein.

Ataupun Ayah dan Bunda dapat mengamalkan doa yang pernah dipanjatkan Istri Imran. Yaitu doa-doa yang terdapat pada surat Ali Imran ayat ke 35 dan 36.

Wallahu a’lam.

{ Comments are closed }

7 Cara Ikhitar Orangtua agar Anaknya Menjadi Shaleh

Anak merupakan anugerah sekaligus amanah yang Allah berikan pada setiap orang tua. Karenanya mendidik supaya anak menjadi pribadi yang shaleh dan taat merupakan tugas orang tua karena kelak akan dimintai pertangggung jawabannya di hari akhir.

Sayangnya, tugas mendidik anak supaya shaleh/shalehah tak dapat dilakukan dengan instant, perlu keistikomahan dan konsistensi tingkat tinggi.

Triana Luthfiyah Lc, mengatakan bahwa ada 7 cara yang harus kita perhatikan sebagai orang tua dalam mendidik anak agar menjadi pribadi yang shaleh/shalehah.

1. Ajarkan Mahabatullah – Mencintai Allah

Allah berfirman:

Katakanlah, jika kamu (sungguh) mencintai Allah, maka ikutilah (petunjuk) Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni (segala) dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Ali Imran: 31)

Jika kita simak ayat di atas maka mencintai Allah Ta’ala adalah hal teramat penting sebagai pegangan hidup di dunia sekaligus kebahagiaan di akhirat.

Sebagai orang tua ajarkan dan tanamkanlah kecintaan pada Allah sedini mungkin kepada anak-anak kita. Supaya kelak disaat anak beranjak dewasa dengan segala aktifitasnya, ia lakukan karena cinta yang besar kepada Allah.

Kecintaan kepada Allah adalah salah satu pondasi yang wajib kita tanamkan pada anak kita. Fungsinya sebagai pelindung supaya tidak jatuh tergelincir ke jalan yang sesat dalam mengarungi kehidupan dunia fana ini.

Jika cinta pada Allah sudah jadi mendarah daging pada anak kita. Maka tidak akan sulit lagi menjadi pribadi yang shaleh/shalehah.

2. Kenalkanlah kalimat-kalimat tauhid (Laaillahailallah)

Ikhtiar mendidik anak supaya menjadi pribadi yang shaleh / shalehah salah satunya dengan mengenalkan kalimat tauhid sedini mungkin.

Lebih bagus lagi apabila dikenalkan kalimat tauhid sejak dalam kandungan. Tapi bila sudah terlewat maka bisa dengan cara sering memperdengarkan kalimat tauhid di telinganya.

Dalam sebuah hadis hasan Al-Imam At-Tirmidzi, Ibnu Abbas pernah bercerita : “Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah”

3. Ajarkan untuk minta pertolongan hanya kepada Allah

Ajarkanlah pada anak agar apabila membutuhkan pertolongan maka mintalah pada Allah. Yakinkan anak bahwa Allahlah satu-satunya penolong dalam semua permasalahan.

4. Ingatkan anak bahwa Allah selalu mengawasi tiap gerak-gerik kita

Tanamkan keyakinan pada anak bahwasanya Allah senantiasa mengawasi tiap tingkah laku kita. Beri kepercayaan, jangan menyangsikan pernyataannya dan katakan bahwa Allah selalu mengawasi kita.

5. Kenalkan Rasul-Nya pada anak-anak

Buatlah anak mengenal nabi, karena ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang.

Salah satu metode mendidik anak agar kelak menjadi pribadi yang shaleh yaitu menceritakan perjalanan hidup Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam mulai sejak ia dalam kandungan sampai beliau wafat.

Kisahkan juga keluarga Rasulullah dan para sahabat. Sampaikan dengan kemasan dan cara yang menarik layaknya para pendongeng professional.

Apalagi anak-anak pada usia balita semangat sekali ketika dibacakan sebuah kisah, bacakanlah menggunakan gaya teatrikal sehingga tampak dan terdengar lebih menarik.

Setelah anak tau kisahnya, lalu ajaklah anak untuk mengamalkan satu persatu nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam cerita tersebut. Contohnya minumlah menggunakan tangan kanan. Tidak minum berdiri atau berjalan, tebarkan salam, bersifat santun, amanah dan sebagainya.

6. Ajarkan Alquran agar terbiasa

Sejak dini kenalkan pada Alquran supaya kelak menjadi pribadi yang shaleh. Hidupkan suara mp3 ayat-ayat quran tiap hari, agar anak terbiasa mendengar bacaan quran.

Misalnya memperdengarkan surat al-Fatihah 4 kali dalam sehari yang dilakukan selama seminggu. Lalu setelah itu ganti lagi surat pendek lain dan seterusnya.

Jika anak sudah bisa diajarkan membaca alquran maka perlahan-lahan ajari sampai dapat membaca dengan lancar.

Tidak mudah dan butuh kesabaran ekstra. Tapi yakinkan dalam hati dan mintalah doa pada Allah SWT agar putera dan puteri kita menjadi pribadi yang shaleh/shalehah.

7. Tanamkan Kepercayaan pada “qada” dan “qadar”

Cara mendidik anak agar menjadi shaleh/shalehah yaitu dengan melatih anak meyakini akan keberadaan qodo dan qodar.

Tanamkan keyakinan pada anak bahwa Allah-lah yang memegang takdir tiap insan. Allah tahu hal terbaik bagi makhluknya.

Penutup

Keimanan merupakan hal pertama yang mesti kita tanamkan pada anak sebelum ilmu apapun. Dalam proses mengajarkan anak akan keimanan hendaknya disesuaikan dengan jenjang usianya. Bisa dengan bercerita, berkisah, membacakan buku dan mendongeng.

Mudah-mudahan tulisan tentang 7 cara menshalehkan anak ini bermanfaat. Wassalam

{ Comments are closed }

Chat Sekarang
1
Chat Sekarang
Ada yang bisa kami bantu untuk Aqiqahnya..?