Author: Admin

Bolehkah Melaksanakan Aqiqah Di Bulan Ramadhan?

Bolehkah Melaksanakan Aqiqah Di Bulan Ramadhan?

Aqiqah Bandung – Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Bagaimana jadinya jika bulan Ramadhan yang akan datang menjadi bulan lahirnya si kecil ke dunia?

Tidak hanya menyiapkan berbagai perlengkapan untuk menyambutnya ke dunia, hal yang seringkali dipikirkan oleh Orang Tua adalah bagaimana hukum melaksanakan Aqiqah di bulan Ramadhan, bukan?

Pelaksanaan Aqiqah disunnahkan pada hari ketujuh kelahiran bayi, jika tidak sempat melakukannya di hari ketujuh maka dapat dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan seterusnya sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam HR. Tirmidzi yang berbunyi,

“Setiap anak itu tergadai dengan hewan aqiqahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.”

Lantas, bagaimana hukum melaksanakan Aqiqah di bulan Ramadhan?

Tidak ada satupun hadis shahih yang menjelaskan Mengenai hukum larangan Aqiqah di bulan Ramadhan. Tidak hanya diperbolehkan melaksanakan Aqiqah di bulan Ramadhan, Aqiqah di bulan Dzulhijjah, Muharram, dan bulan-bulan mulia lainnya pun sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Tidak ada yang berbeda dari pelaksanaan Aqiqah di bulan Ramadhan. Hanya saja jika Ayah Bunda ingin menyelenggarakan acara tasyakuran Aqiqah siang hari di bulan Ramadhan, mungkin Ayah Bunda dapat mengganti menu prasmanan dengan nasi box sebagai alternatif pengganti menu prasmanan.

Jangan lupa untuk selalu memastikan bahwa hewan Aqiqah dalam kondisi sehat, tidak sakit, dan tidak cacat fisiknya ya! Seperti yang kita ketahui, untuk anak laki-laki menyembelih dua ekor domba/kambing dan anak perempuan menyembelih satu ekor domba/kambing. Hewan aqiqah pun boleh berjenis kelamin jantan maupun betina.

Semoga bermanfaat!

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi)

Penulis: Nafisah Samratul Fuadiyah bolehkah melaksanakan aqiqah di bulan ramadhan bolehkah melaksanakan aqiqah di bulan ramadhan

{ Comments are closed }

Manfaat Daging Sapi Untuk Mpasi

Manfaat Daging Sapi Untuk Mpasi, Yuk Simak!

Aqiqah Bandung – Tahukah Ayah dan Bunda? Daging sapi merupakan asupan tinggi protein dan mengandung zat besi serta lemak yang dapat mendorong pertumbuhan bayi dengan cepat. Zat besi dalam daging sapi juga dapat membantu si Kecil memproduksi sel darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Di usia 6 bulan, bayi membutuhkan asupan zat besi lebih banyak karena kandungan zat besi dalam ASI tak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Selain itu, daging sapi mempunyai zat gizi penting lain seperti vitamin B6, mineral zinc, mineral selenium, dan kolin.

Kandungan mineral zinc yang ada pada daging sapi terutama baik untuk mendukung sistem kekebalan tubuh si Kecil. Berikut ini beberapa manfaat MPASI daging sapi untuk mendukung pertumbuhan si Kecil!

  1. Mencegah Risiko Stunting

Daging sapi merupakan makanan kaya protein, zat besi, dan asam folat yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Protein hewani harus ada dalam menu MPASI sejak pertama kali bayi mengenal makanan selain ASI.

Sebab, nutrisi yang terkandung di dalamnya, seperti zat besi dan asam amino lengkap, dapat bantu mencegah stunting.

  1. Membantu Membentuk Sel Saraf

Daging sapi mengandung vitamin B12 yang berguna untuk pembentukan sel saraf si Kecil. Keterampilan motorik si Kecil pun dapat tertunda karena kekurangan vitamin B12 dapat berefek pada sel-sel sarafnya. Maka itu, daging sapi bisa jadi pilihan Bunda sebagai bahan utama untuk menu MPASI si Kecil.

  1. Meningkatkan Kekuatan Otot

Daging sapi yang kaya protein bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan kekuatan otot. Para ahli merekomendasikan agar bayi usia 7-12 bulan mendapatkan 11 gram protein setiap hari. 

  1. Mencegah Anemia

Daging sapi berpotensi untuk mencegah risiko anemia pada bayi. Para peneliti menyebutkan kekurangan zat besi bisa dihindari jika anak mengonsumsi daging sapi secara teratur.

Oleh karena itu, Bunda bisa berikan daging sapi untuk si Kecil untuk mengurangi risiko terkena anemia.

  1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Daging sapi merupakan salah satu sumber mineral zinc yang baik. Kandungan zinc ini dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki jaringan yang rusak serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

Tidak hanya orang dewasa, bayi juga membutuhkan zinc agar mereka tumbuh dan berkembang.

Sumber: TIMES Indonesia

Penulis: Aisyah

{ Comments are closed }

Tips Makan Sehat Saat Bunda Sedang Ngidam

Tips Makan Sehat Saat Bunda Sedang Ngidam, Yuk Simak!

Aqiqah Bandung – Saat ngidam, Bunda mungkin hanya ingin makan makanan tertentu saja. Padahal, ada berbagai nutrisi yang harus Bunda penuhi selama masa kehamilah, loh!

Dengan menu makanan yang bervatiatif, Bunda bisa memenuhi nutrisi hamil saat ngidam, yaitu sebagai berikut!

Penuhi Kebutuhan Asam Folat

Asam folat menjadi salah satu kebutuhan vitamin ibu hamil trimester 1 yang harus dipenuhi. Trimester pertama merupakan masa paling penting dan merupakan saat Bunda sangat membutuhkan asam folat. Bila Bunda sudah merencanakan kehamilan, asam folat bisa dikonsumsi sejak sebulan sebelum hamil.

Asam folat dapat mencegah terjadinya cacat lahir di bagian otak dan sumsum tulang belakang anak Bunda nantinya.

Ada beberapa jenis makanan baik untuk ibu hamil 1 bulan yang memiliki kandungan asam folat tinggi seperti brokoli, bayam, kacang polong dan jeruk. Tentu sangat baik bagi janin jika Bunda ngidam salah satu makanan tersebut.

Namun, meski tidak ngidam, Bunda harus mengonsumsi asam folat setiap hari untuk menunjang kesehatan bayi di dalam kandungan.

Konsumsi Beragam Makanan

Saat hamil, Bunda dianjurkan mengonsumsi makanan yang lebih beragam. Ini karena buah hati membutuhkan makanan seimbang yang terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, serta mineral.

Karena itu, penting bagi Bunda untuk memperhatikan unsur keragaman makanan ketika sedang ngidam agar gizi seimbang tetap terpenuhi saat hamil.

Hindari Junk Food

Meski Bunda begitu ingin, junk food merupakan salah satu jenis makanan yang mesti dihindari. Selain tidak memiliki nutrisi yang baik, konsumsi makanan tidak sehat akan memengaruhi tumbuh kembang bayi di dalam kandungan.

Salah satu cara untuk mengatasi ngidam junk food yaitu dengan rutin memakan sarapan sehat. Jika Bunda melakukannya, keinginan untuk makan camilan junk food bisa berkurang.

Makan Porsi Kecil

Tentu saja saat rasa ngidam tiba, hal tersebut sangat sulit untuk dilawan. Bunda sering merasa ngidam harus selalu dituruti. Untuk mengatasi hal tersebut, Bunda bisa makanlah lebih sering dengan porsi kecil.

Jika Bunda ngidam cokelat, misalnya, makanlah sepotong lalu paksakan makan buah segar untuk penyeimbang, meski hanya sebuah pisang.

Dengan begitu, keinginan ngidam Bunda selama hamil dapat dituruti. Pada saat bersamaan, kebutuhan nutrisi dan gizi Bunda dan buah hati juga tetap terjaga.

Lakukan Diet Sehat Seimbang

Sejak trimester pertama, Bunda harus mulai rutin melakukan diet sehat seimbang. Berat badan berlebihan dapat membahayakan bagi Bunda dan janin.

Bunda dapat mulai dengan membiasakan makan teratur dengan jam yang sudah dijadwalkan. Selain itu, kebutuhan nutrisi harus dihitung secara cermat ya, Bun.

Jika Bunda telah menjalankan diet sehat seimbang, mengonsumsi sedikit makanan yang kurang sehat bukan lagi jadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Bunda tidak perlu lagi khawatir karena bayi Bunda tidak akan kekurangan nutrisi.

Perbanyak Aktivitas Fisik

Saat sedang hamil, keinginan makan dapat datang sewaktu-waktu. Namun, Bunda harus belajar menghindari hal tersebut. Pola makan serta jadwal yang teratur sangat dianjurkan. Selain itu, Bunda dapat melakukan berbagai aktivitas fisik untuk mengalihkan perhatian dari keinginan makan.

Olahraga teratur dapat membantu Bunda mengurangi ngidam. Meski demikian, Bunda harus tetap konsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan untuk menentukan jenis olahraga yang cocok untuk kondisi kehamilan Bunda, ya.

Usia kandungan trisemester pertama memang sangat rawan dengan ngidam. Namun, Bunda tidak perlu khawatir. Selama Bunda rutin melakukan hal-hal di atas dalam memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, ngidam tidak akan membahayakan buah hati. Semangat ya, Ayah dan Bunda!

Sumber: detikHealth

Penulis: Aisyah

{ Comments are closed }

Pilihan Camilan Sehat untuk Anak Usia 1 Tahun

Pilihan Camilan Sehat untuk Anak Usia 1 Tahun, Yuk Simak!

Aqiqah Bandung – Menginjak usia 1 tahun, anak sudah mulai memiliki kemampuan menggenggam sehingga dapat belajar untuk makan sendiri.

Jadi, selain mampu memberi nutrisi tambahan, pemberian camilan sehat untuk anak 1 tahun juga bermanfaat dalam melatih kemampuannya dalam menggenggam, menggigit, dan mengunyah.

Ayah dan Bunda, berikut ini ragam pilihan camilan sehat untuk anak 1 tahun yang juga baik untuk tumbuh kembangnya!

  1. Buah-buahan lembut

Buah dengan tekstur yang lembut dan segar, seperti pisang, stroberi, anggur, buah naga, atau mangga, adalah pilihan yang baik untuk dijadikan camilan sehat anak usia 1 tahun.

Sebagai camilan, Ayah dan Bunda dapat memotong buah dalam ukuran yang mudah untuk digenggam anak dan biarkan ia memakan buah-buahannya sendiri tanpa dibantu. Namun, pastikan Si Kecil menghabiskan buahnya dalam waktu 1–2 jam agar kesegaran buah tetap terjaga.

  1. Sayur-Sayuran

Sayur-sayuran, seperti brokoli, kacang panjang, dan wortel, juga sangat baik untuk dijadikan sebagai camilan karena sayur kaya akan nutrisi, seperti serat dan vitamin C. Selain itu, umbi-umbian, seperti ubi ungu dan labu, juga dapat diberikan kepada Si Kecil karena dapat menjadi salah satu sumber energi.

  1. Susu dan Yogurt

Pada usia 1 tahun, mulailah memperkenalkan si Kecil pada susu formula. Hal ini bertujuan agar anak lebih mudah untuk disapih dari ASI nantinya. Selain itu, susu dan yogurt juga merupakan sumber protein, kalsium, dan lemak sehat, sehingga bermanfaat bagi perkembangan tulang, gigi, dan otak Si Kecil.

Berikan juga Si Kecil yogurt tanpa pemanis tambahkan potongan buah segar atau campuran madu. Ingat ya Ayah dan Bunda, madu hanya boleh diberikan saat anak sudah menginjak 1 tahun. Pemberian madu pada anak usia di bawah 1 tahun berisiko menyebabkan infeksi saluran pencernaan.

  1. Oatmeal

Oatmeal merupakan salah satu pilihan camilan sehat untuk anak umur 1 tahun. Oatmeal memiliki tekstur yang lembut, sehingga Si Kecil dapat mudah untuk mengunyah dan menelannya. Selain itu, oatmeal juga kaya akan nutrisi, seperti protein, serat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan lemak sehat, yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak.

  1. Telur

Telur dapat menjadi sumber protein yang baik untuk anak. Kandungan nutrisi pada telur juga dapat mendukung kesehatan mata dan perkembangan otaknya. Selain itu, telur dapat diolah dengan berbagai macam cara, misalnya direbus, diorak-arik, ataupun didadar, sehingga Si Kecil tidak mudah bosan.

  1. Tahu

Tahu kaya akan kandungan protein nabati, zat besi, dan kalsium. Teksturnya yang lembut juga menjadikan tahu sebagai pilihan camilan yang baik untuk anak. Ayah dan Bunda bisa menyajikan tahu dengan memasukannya ke sup, menumisnya, atau mencampurkannya ke dalam sayuran favorit Si Kecil  seperti tomat atau paprika.

  1. Keju Potong

Ayah dan Bunda bisa menjadikan keju yang dipotong-potong sebagai camilan sehat untuk anak. Keju merupakan salah satu sumber protein, lemak, dan kalsium yang baik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Namun dalam pemberiannya, pastikan bahwa tekstur keju sudah cukup lunak untuk digigit, karena beberapa jenis keju ada yang teksturnya keras.

Tips Memberikan Camilan Sehat untuk Anak 1 tahun

  1. Berikan dalam porsi kecil
  2. Perhatikan waktu pemberian camilan
  3. Perhatikan reaksi alergi yang mungkin muncul
  4. Berikan contoh

Sumber: KlikDokter

Penulis: Aisyah pilihan camilan sehat untuk anak usia 1 tahun

{ Comments are closed }

Dampak Kekurangan Zat Besi dan Cara Menambah Zat Besi pada Anak

Dampak Kekurangan Zat Besi dan Cara Menambah Zat Besi pada Anak

Aqiqah Bandung – Ayah dan Bunda, dampak dari kekurangan zat besi pada anak tak boleh disepelekan, ya. Ada beberapa akibat yang perlu diwaspadai, yaitu sebagai berikut:

• Menurunkan kemampuan berpikir, sehingga anak lebih lambat ketika merespon segala sesuatu.
• Tumbuh jadi anak rewel dan susah dikendalikan.
• Melemahkan daya tahan tubuh.
• Terlambat mencapai tonggak tumbuh kembang.
• Meningkatkan risiko gangguan metabolisme.
• Kemampuan motorik atau gerak anak tidak optimal.

Cara Menambah Zat Besi pada Anak

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menambah asupan zat besi pada anak, antara lain sebagai berikut:

  1. Berikan Makanan Mengandung Zat Besi Tinggi

Cara menambah zat besi pada anak paling baik lewat sumber alami seperti makanan. Ketika anak sudah mengenal makanan padat atau MPASI, Ayah dan Bunda sebaiknya mulai membiasakan memberikan asupan tersebut untuk si Kecil.

Makanan yang mengandung zat besi paling tinggi yaitu daging berwarna merah seperti daging sapi, daging kambing, hati ayam, dan hati sapi. Beberapa sayuran seperti bayam dan brokoli juga mengandung zat besi, tapi jumlah yang diserap hanya 3-8 persen, jauh relatif kecil dibandingkan dari penyerapan sumber hewani yang bisa mencapai 23 persen.

Jika ingin memberikan hati ayam atau sapi kepada anak di bawah satu tahun, sebaiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan dokter. Pasalnya, makanan ini biasanya mengandung terlalu banyak vitamin A untuk si Kecil.

  1. Berikan Makanan Mengandung Vitamin C Tinggi

Vitamin C berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi agar dapat seoptimal mungkin. Ayah dan Bunda bisa memberikan makanan yang tinggi vitamin C seperti jeruk, blewah, stroberi, tomat, brokoli, bayam, sampai kiwi.

  1. Berikan Susu di Saat yang Tepat

Susu merupakan sumber kalsium dan vitamin D si Kecil. Namun perlu diperhatikan oleh Ayah dan Bunda, bahwa pemberian susu perlu dilakukan di saat yang tepat agar tidak menghambat penyerapan kalsium.

Untuk diketahui, asupan mengandung kalsium yang dikonsumsi setelah makan bisa menghambat penyerapan zat besi, karena tubuh jadi berkompetisi dengan kalsium ketika akan menyerap zat besi.

Jadi, ada baiknya jika Ayah dan Bunda memberikan susu tidak berbarengan dengan jam makan anak, tapi berikan jeda selama beberapa saat.

  1. Hindari Memberikan Teh Setelah Makan

Teh mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh, termasuk anak-anak.

Jadi, Ayah dan Bunda sebaiknya tidak membiasakan anak diberi teh sehabis makan. Jika anak ingin minum teh, upayakan jangan berdekatan dengan jadwal makan dan jangan berikan terlalu banyak.

  1. Berikan Asupan Fortifikasi Zat Besi untuk Alternatif

Selain lewat sumber zat besi alami, Ayah dan Bunda bisa memberikan asupan difortifikasi. Beberapa asupan ini di antaranya susu, MPASI, sereal, sampai jus jeruk.

Berdasarkan acuan yang direkomendasikan, anak-anak usia 6-11 bulan butuh mengonsumsi zat besi sebanyak 11 miligram per hari.

Jumlah tersebut dapat dicapai dengan makan hati ayam sebanyak 85 gram atau setara tiga potong sedang per hari.

Atau, makan daging sapi seberat 385 gram per hari (nyaris dua porsi steak orang dewasa).
Sedangkan anak usia 1-3 tahun membutuhkan asupan zat besi 7 mg per hari.

Sumber: Alomedika

Penulis: Aisyah

{ Comments are closed }

Mengadzani Bayi Baru Lahir, Apakah Ayah yang Harus Melakukannya?

Mengadzani Bayi Baru Lahir, Apakah Ayah yang Harus Melakukannya?

Aqiqah Bandung – Ayah, Bunda… Seperti yang telah kita ketahui bahwa melafalkan adzan dan iqamah pada bayi yang baru lahir sangat dianjurkan bagi orang tua terutama bagi Ayah sang bayi.

Anjuran ini merujuk pada yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dimana beliau pernah mengadzankan cucunya ketika lahir.

Yang sangat dianjurkan untuk melafalkan adzan dan iqamah adalah Ayah. Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Qudamah dalam kitabnya al-Mughni.

Ibnu Qudamah mengatakan, “yang disunnahkan melakukan adzan dan iqamah di telinga bayi yang baru lahir itu ayah atau bapaknya”.

Namun, tak selamanya Ayah bisa melakukan hal tersebut sesuai anjuran. Dalam situasi tertentu, Ayah tak selalu hadir ketika sang bayi dilahirkan ke dunia.

Bisa jadi karena sedang banyak pekerjaan, telah wafat atau hal-hal lainnya yang membuat sang Ayah tidak bisa menemani istrinya saat melahirkan.

Lantas, jika seorang istri mengalami hal demikian apakah boleh yang melafalkan adzan dan iqamah di telinga bayi diwakilkan oleh pihak keluarga lain?

Dikutip dari salah satu video bincang syariah Ustadz Ahong, adzan atau iqamah diwakilkan oleh keluarga yang lain hukumnya boleh.

Pendapat didasarkan pada pendapat Syekh Ibrahim al-Bajuri dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri. Beliau menjelaskan bahwa siapa saja boleh melafalkan adzan dan iqamah kepada bayi yang baru dilahirkan.

Bahkan tidak hanya laki-laki saja yang boleh melafalkan adzan dan iqamah pada bayi yang baru lahir, perempuan pun juga boleh mewakilkannya seperti nenek, tante datau bidan yang ada di rumah bersalin tersebut.

Oleh sebab itu, keluarga tidak perlu ragu-ragu atau pusing memikirkan apabila Ayah dari bayi sedang berhalangan dan tidak ada di lokasi bersalin sang istri.

Bisa ditunjuk siapa saja yang mau melafalkan adzan dan iqamah kepada bayi tersebut. Jika memang ada pihak keluarga terdekat tentu lebih baik. Akan tetapi, jika tidak memungkinkan maka siapa pun boleh.

Semoga dengan melafalkan adzan dan iqamah, bayi yang baru lahir pun akan senantiasa diberkahi hidupnya oleh Allah SWT.

Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.

Semoga bermanfaat!

Sumber: kumparan.com

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Saat Pilek, Kapan Si Kecil Harus ke Dokter?

Saat Pilek Kapan Si Kecil Harus ke Dokter? Yuk Simak Artikelnya!

Aqiqah Bandung – Ayah dan Bunda, pilek merupakan salah satu penyakit yang seringkali menyerang anak-anak usia dini. Tak seperti orang dewasa, anak kecil memang mudah sekali terkena virus ini.

Ciri dari penyakit ini yaitu Hidung meler (pertama-tama yang keluar cairan bening, lalu lendir yang kental dan sering berwarna), tersumbat atau bersin. Demam 38,3–38,9 derajat Celsius, terutama saat malam hari. Nyeri kepala dan mata berair.

Batuk disertai nyeri dan gatal tenggorokan. Ayah dan Bunda, meskipun pilek sangat umum terjadi pada bayi dan anak-anak, Ayah dan Bunda juga perlu waspada dan segera berkonsultasi dengan dokter jika si Kecil menunjukkan gejala berikut ini, ya!

• Demam berlangsung lebih dari dua hari.
• Mata si Kecil berair atau muncul kotoran mata.
• Pileknya semakin parah dan diiringi dengan napas cepat dengan bunyi mengi.
• Perubahan drastis terhadap pola makan atau pola tidur.
• Sering mengantuk atau rewel.
• Pilek tidak membaik setelah 7-10 hari.
• Cara Mencegah Pilek pada Anak

Seperti yang Ayah dan Bunda ketahui, bahwa pilek memang penyakit yang sangat mudah kembali menyerang tubuh, terlebih bagi anak dan bayi yang daya tahan tubuhnya masih dalam masa perkembangan.

Untuk mencegah pilek bandel agar tidak kembali lagi menyerang si Kecil, Ayah dan Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

• Ajak si Kecil untuk rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah keluar rumah, akan makan, setelah bersin, dan setelah batuk.
• Berikan makanan bergizi pada si Kecil.
• Hindari mencium si Kecil ketika Ayah dan Bunda sedang sakit.
• Hindarkan si Kecil dari orang yang sedang sakit. Tolak dengan sopan jika ada orang yang sedang sakit tapi ingin mencium atau menggendong si Kecil.
• Hindari tempat yang terlalu ramai.
• Memakaikan masker di tempat ramai.
• Hindari berbagi alat makan dengan orang lain.
• Hindari asap rokok.
• Mengajari si Kecil untuk menutup mulut saat batuk dan bersin menggunakan tissue atau siku, bukan telapak tangan.

Sumber: Alomedika saat pilek kapan si kecil harus ke dokter

Penulis: Aisyah saat pilek kapan si kecil harus ke dokter

{ Comments are closed }

Chat Sekarang
1
Chat Sekarang
Ada yang bisa kami bantu untuk Aqiqahnya..?