Author: Admin

Bunda, Ini 6 Cara Mengatasi Masuk Angin pada Bayi

Bunda, Ini 6 Cara Mengatasi Masuk Angin pada Bayi

Aqiqah Bandung – Bunda pasti sudah tak asing dengan istilah masuk angin, apalagi memasuki musim penghujan menjelang akhir tahun 2023 ini. Biasanya masuk angin ditandai dengan perut yang terasa kembung seperti banyak angin dan buang angin secara terus menerus.

Masuk angin merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum dan banyak ditemui pada orang dewasa. Meskipun demikian, masuk angin pada bayi juga mungkin bisa terjadi.

Kalau sudah begini, pastinya orangtua akan khawatir karena biasanya bayi akan menjadi rewel bahkan terus menerus menangis. Terkadang Bunda bingung untuk menenangkan dan mengatasinya.

Sebelum khawatira berlebihan, Bunda harus paham bahwa masuk angin merupakan gangguan pencernaan yang juga umum terjadi pada bayi. Namun, seperti apa gejala, penyebab dan cara mengatasinya?

Seperti apa gejala masuk angin pada bayi?

Gas adalah bagian normal dalam sistem pencernaan manusia. Zat ini ada di dalam tubuh setiap manusia serta terdiri dari udara dan jenis gas lainnya. Gas pun biasanya keluar dari tubuh melalui mulut saat Anda sendawa atau melalui anus ketika kentut.

Meski normal, pada beberapa kondisi, gas di dalam saluran pencernaan bisa menimbulkan ketidaknyamanan yang sering diartikan sebagai masuk angin. Hal ini biasanya terjadi ketika udara yang masuk ke dalam tubuh terlalu berlebihan sehingga perut akan terus kembung. Anda pun sering bersendawa serta buang angin.

Hal yang serupa juga dapat terjadi pada bayi yang masuk angin. Biasanya, perut bayi menjadi kembung, bayi juga akan menjadi sering kentut dan bersendawa. Selain itu, biasanya juga ditandai dengan gejala lainnya.

Dilansir dari hellosehat.com, inilah beberapa gejala yang biasanya dialami oleh bayi ketika masuk angin.

  1. Bayi menangis

Hal ini cenderung terjadi bahkan hingga berjam-jam karena masuk angin membuat perut si kecil tidak nyaman. Jika hal ini terjadi setiap hari dan tak kunjung membaik, ada baiknya Bunda konsultasikan ke dokter.

  1. Bayi rewel

Jika biasanya ketika diajak bercanda bayi terlihat cerita, namun kini ia cenderung kesal dan rewel bisa jadi ini juga termasuk gejala masuk angin. Ini karena gas yang terjebak di dalam sistem cerna membuatnya lebih rewel, karena ia tak merasa nyaman.

  1. Wajah memerah

Masuk angin pada bayi juga ditandai dengan merahnya wajah ia saat menangis. Biasanya, bayi dapat menangis menjerit seperti ia sedang mengalami sakit.

  1. Tidak cukup tidur dan tidak nafsu makan

Rasa tak nyama di perut bayi juga bisa menyebabkan waktu tidurnya terganggu. Tak hanya itu saja, terkadang nafsu makan bayi pun cenderung berkurang saat ia mengalami masuk angin.

  1. Gelisah dan tak nyaman

Pada umumnya ia akan menunjukkan ketidaknyamanannya dengan menggeliat atau meringkuk karena menahan rasa sakit. Selain itu kakinya akan terangkat hingga ke dada, terutama saat ia sedang rewel.

Lantas, apa yang menjadi penyebab bayi masuk angin?

Pada umumnya masuk angin bisa terjadi ketika udara yang masuk ke dalam sistem pencernaan terlalu banyak. Adapun beberapa penyebab umum bayi masuk angin di antaranya.

  1. Terlalu banyak menelan udara saat menyusui
  2. Terlalu sering menangis
  3. Tidak cocok dengan susu atau MPASI
  4. Sistem pencernaan belum matang

Bagaimana cara mengatasinya?

Setelah mengetahui gejala yang umum dialami oleh bayi ketika masuk angin, beberapa cara ini bisa Bunda lakukan untuk mengatasi masuk angin pada bayi.

  1. Menggerakkan kakinya

Cobalah untuk merebahkan bayi pada permukaan yang datar, lalu naikkan kedua kakinya. Ayunkan kedua kakinya seperti mengayuh sepeda untuk membantu mengeluarkan gas yang terjebak dan meredakan gejala masuk angin pada bayi.

  1. Buat bayi bersendawa

Cara ini bisa dilakukan dengan menggosok atau menepuk punggungnya secara lembut sehingga gas yang terjebak dalam perutnya dapat keluar melalui sendawa.

  1. Pijat perutnya

Pijat lembut perut bayi dengan gerakan searah jarum jam atau berlawanan. Bunda juga bisa menempatkan bayi di atas lutut Bunda, kemudian ditengkurapkan, lalu gosok dengan perlahan bagian punggungnya.

  1. Menysui dengan posisi sedikit tegak

Saat menyusui, Bunda dapat menggendong bayi lebih tegak agar susu dapat mengalir lebih lancar ke perutnya sehingga udara akan naik dan ia bersendawa. Jika dalam posisi meringkuk atau membungkuk, kemungkinan besar udara akan terperangkap di perut bersama makanannya.

  1. Berikan formula protein terhidrolisis sempurna

Ada beberapa susu yang mengklaim dapat mengurangi gas di dalam perut bayi, salah satunya susu formula protein terhidrolisis sempurna. Pada susu ini, protein susu sapi terdapat dalam bentuk yang telah dipecah menjadi komponen yang lebih kecil sehingga bayi dapat mencerna lebih mudah. Ketika susu dicerna dengan baik, maka tidak ada kelebihan gas yang muncul pada perut bayi.

Namun, ada baiknya Bunda berkonsultasi terlebih dahulu apakah perlu menyertakan susu ini untuk mengatasi masalah gas yang terjebak pada sistem pencernaan bayi. Jika gejala masih terus berlanjut, ada baiknya Bunda memeriksakan bayi ke dokter anak.

  1. Balurkan minyak telon agar tubuh anak hangat dan nyaman

Beberapa sumber mengatakan bahwa kandungan cajuput di dalam minyak telon dapat menghangatkan tubuh bayi, mencegah masuk angin dan perut kembung.

Pastikan aromanya lembut alami tanpa tambahan parfum dan pilih minyak telon yang teksturnya lembut, sehingga lebih aman untuk digunakan oleh bayi yang kulitnya masih sensitif.

Dengan membalurkan minyak telon pada bayi, tubuh si kecil akan terasa lebih hangat dan nyaman. Ini juga akan membantu si kecil untuk beristirahat lebih nyaman.

Foto ilustrasi bayi menangis karena masuk angin. Sumber: alodokter

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Manfaat Buah Semangka Bagi Anak

Manfaat Buah Semangka Bagi Anak, Yuk Simak Artikelnya!

Aqiqah Bandung – Semangka adalah buah musim panas yang tidak hanya lezat, tetapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan anak-anak. Buah merah dan hijau yang segar ini penuh dengan nutrisi yang penting, dan inilah beberapa manfaatnya yang perlu Ayah Bunda ketahui! Di antaranya:

  1. Kaya akan Air

Semangka memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga merupakan camilan yang sempurna untuk menjaga anak Anda terhidrasi, terutama di musim panas yang panas.

  1. Vitamin dan Antioksidan

Buah ini mengandung vitamin C yang tinggi, yang penting untuk sistem kekebalan tubuh anak Anda. Selain itu, semangka juga mengandung antioksidan seperti likopen yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

  1. Baik untuk Mata

Semangka mengandung vitamin A yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mata anak Anda, membantu mencegah masalah penglihatan.

  1. Pencernaan Sehat

Kandungan serat dalam semangka dapat membantu menjaga sistem pencernaan anak tetap sehat dan menghindari masalah sembelit.

  1. Pembangkit Energi Alami

Semangka mengandung gula alami yang memberikan energi cepat untuk bermain dan belajar.

  1. Mendukung Pertumbuhan Tulang

Kandungan kalium dalam semangka membantu mendukung pertumbuhan tulang anak dan menjaga kesehatan jantung.

Namun, penting untuk mengingatkan anak-anak untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak semangka sekaligus karena tingginya kandungan air dapat menyebabkan kenyang dan merasa perut penuh. Jadi, semangka sebaiknya dimakan dalam porsi yang wajar.

Meskipun semangka memberikan banyak manfaat kesehatan, disarankan untuk memberikannya sebagai bagian dari pola makan yang seimbang.

Selalu pastikan anak-anak Anda makan berbagai makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Dengan menyertakan semangka dalam menu mereka, Anda memberi mereka kenikmatan sekaligus manfaat kesehatan yang berharga.

Semoga apa yang telah dibahas dalam artikel ini membawakan manfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian, aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Semangat dan sehat selalu ya, Ayah Bunda.

Sumber foto: google.com

Penulis: Nafisah Samratul Fuadiyah

Selalu pastikan anak-anak Anda makan berbagai makanan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mereka. Dengan menyertakan semangka dalam menu mereka, Anda memberi mereka kenikmatan sekaligus manfaat kesehatan yang berharga.

Semoga apa yang telah dibahas dalam artikel ini membawakan manfaat dan menambah wawasan para pembaca sekalian, aamiin yaa Rabbal’aalamiin.

{ Comments are closed }

Cara Berbicara Tentang Konflik dan Peperangan Dengan Anak

Cara Berbicara Tentang Konflik dan Peperangan Dengan Anak

Aqiqah Bandung – Dikutip dari laman web unicef, ketika konflik atau peperangan seperti yang terjadi di Palestina menjadi berita utama, hal ini tentunya dapat menimbulkan perasaan seperti ketakutan, kesedihan, kemarahan dan kecemasan bagi siapa pun.

Anak-anak selalu bergantung pada orang tuanya untuk mendapatkan rasa aman dan aman – terlebih lagi pada saat krisis.

Berikut Tips Tentang Cara Memulai Percakapan Dengan Anak Serta Memberikan Mereka Dukungan Dan Kenyamanan

  1. Cari Tahu Apa Yang Mereka Ketahui Dan Bagaimana Perasaan Mereka

Pilih waktu dan tempat di mana Bunda dapat mengungkitnya secara alami dan ia akan merasa nyaman berbicara dengan bebas, seperti saat makan bersama keluarga. Cobalah untuk menghindari membicarakan topik tersebut sebelum tidur.

Titik awal yang baik adalah bertanya kepada anak apa yang mereka ketahui dan bagaimana perasaan mereka. Beberapa anak mungkin hanya tahu sedikit tentang apa yang sedang terjadi dan tidak tertarik untuk membicarakannya, namun yang lain mungkin merasa khawatir dalam diam.

Anak-anak dapat mengetahui berita dengan berbagai cara, jadi penting untuk memeriksa apa yang mereka lihat dan dengar. Ini adalah kesempatan untuk meyakinkan mereka dan mungkin mengoreksi informasi tidak akurat yang mungkin mereka temukan baik secara online, di TV, di sekolah, atau dari teman.

Banyaknya gambar dan berita utama yang mengecewakan dapat membuat kita merasa seolah-olah krisis ada di sekitar kita. Anak-anak mungkin tidak dapat membedakan antara gambar di layar dan kenyataan.

Bisa jadi anak mungkin percaya bahwa saat ini mereka berada dalam bahaya, meskipun konflik terjadi jauh sekali. Anak-anak mungkin juga pernah melihat hal-hal yang mengkhawatirkan di media sosial dan takut akan kemungkinan terjadinya hal-hal yang lebih buruk.

Pastikan untuk mengakui perasaan mereka dan yakinkan bahwa apa pun yang mereka rasakan adalah wajar. Tunjukkan bahwa Bunda mendengarkan, dengan memberikan perhatian penuh dan ingatkan mereka bahwa mereka dapat berbicara dengan Bunda atau orang dewasa tepercaya lainnya kapan pun mereka mau.

  1. Tetap Tenang

Anak-anak mempunyai hak untuk mengetahui apa yang terjadi di dunia, namun orang dewasa juga mempunyai tanggung jawab untuk memastikan mereka tidak tertekan. Gunakan bahasa yang sesuai dengan usianya, perhatikan reaksinya, dan peka terhadap tingkat kecemasannya.

Wajar jika Bunda juga merasa sedih atau khawatir dengan apa yang terjadi. Namun perlu diingat bahwa anak-anak mengambil isyarat emosional dari orang dewasa, jadi cobalah untuk tidak mengungkapkan rasa takut secara berlebihan kepada anak.

Bicaralah dengan tenang dan perhatikan bahasa tubuh Bunda, seperti ekspresi wajah. Sebisa mungkin, yakinkan anak bahwa mereka aman dari bahaya apa pun. Ingatkan mereka bahwa banyak orang yang bekerja keras di seluruh dunia untuk menghentikan konflik dan menemukan perdamaian.

Ingatlah bahwa tidak apa-apa jika tidak memiliki jawaban atas setiap pertanyaan. Bunda dapat mengatakan bahwa Bunda perlu mencarinya atau menggunakannya sebagai kesempatan bersama anak-anak yang lebih besar untuk menemukan jawabannya bersama.

  1. Sebarkan Rasa Kasih Sayang, Bukan Stigma

Konflik seringkali membawa serta prasangka dan diskriminasi, baik terhadap suatu masyarakat atau negara. Saat berbicara dengan anak-anak, hindari label seperti “orang jahat” atau “jahat” dan gunakanlah hal tersebut sebagai kesempatan untuk mendorong rasa kasih sayang, misalnya terhadap keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Sekalipun konflik terjadi di negara yang jauh, hal ini dapat memicu diskriminasi di negara kita. Pastikan anak-anak tidak mengalami atau berkontribusi terhadap penindasan.

Jika mereka diolok-olok atau diintimidasi di sekolah, dorong mereka untuk memberi tahu Bunda atau orang dewasa yang mereka percayai. Ingatkan mereka bahwa setiap orang berhak mendapatkan rasa aman di sekolah dan di lingkungan masyarakat.

  1. Tutup Percakapan Dengan Hati-Hati

Saat Bunda mengakhiri percakapan, penting untuk memastikan bahwa Bunda tidak meninggalkan anak dalam keadaan tertekan.

Cobalah untuk menilai tingkat kecemasan mereka dengan memperhatikan bahasa tubuh mereka, apakah mereka terlihat cemas atau tidak. Ingatkan mereka bahwa Bunda peduli dan selalu ada untuk mendengarkan serta mendukung kapan pun mereka merasa khawatir.

  1. Lanjutkan Untuk Check In

Ketika berita konflik terus berlanjut, Bunda harus terus berkomunikasi dengannya untuk mengetahui kabarnya. Bagaimana perasaan mereka? Apakah mereka memiliki pertanyaan atau hal baru yang ingin mereka bicarakan?

Jika mereka tampak khawatir atau cemas dengan apa yang terjadi, waspadai perubahan apa pun yang terjadi pada perilaku atau perasaannya, seperti sakit perut, sakit kepala, mimpi buruk, atau kesulitan tidur.

Anak-anak mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap kejadian buruk dan beberapa tanda kesulitan yang mungkin tidak begitu jelas. Anak-anak mungkin menjadi lebih melekat dari biasanya, sementara remaja mungkin menunjukkan kesedihan atau kemarahan yang mendalam.

Banyak dari reaksi ini hanya berlangsung dalam waktu singkat dan merupakan reaksi normal terhadap peristiwa stres. Jika reaksi ini berlangsung dalam jangka waktu lama, mereka mungkin memerlukan dukungan spesialis.

  1. Batasi Konsumsi Berita

Berhati-hatilah dengan seberapa terbukanya anak-anak terhadap berita yang penuh dengan topik serta gambar-gambar yang mengkhawatirkan dan menjengkelkan. Pertimbangkan untuk mematikan berita seputar anak kecil.

Bunda dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk mendiskusikan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk membaca berita dan sumber berita apa yang mereka percayai. Pertimbangkan juga bagaimana Bunda membicarakan konflik tersebut dengan orang dewasa lainnya jika anak berada dalam jarak pendengaran.

  1. Tetap Tenang dan Terkendali

Bunda akan dapat membantu anak-anak dengan lebih baik jika Bunda juga mampu mengatasinya. Anak-anak akan menangkap tanggapan Bunda sendiri terhadap berita tersebut, sehingga membantu mereka mengetahui bahwa Bunda tenang dan terkendali. Berhati-hatilah dengan cara Bunda mengonsumsi berita.

Cobalah mengidentifikasi waktu-waktu penting dalam sehari untuk mengetahui apa yang terjadi daripada terus-menerus online. Sebisa mungkin, luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang membantu Bunda rileks dan memulihkan diri.

Nah, itulah tips tentang cara memulai percakapan dengan anak serta memberikan mereka dukungan dan kenyamanan saat Bunda hendak berbicara tentang konflik dan peperangan.

Foto ilustrasi konflik dan peperangan. Sumber gambar: sonora.id

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Mendisiplinkan Anak Tidak Harus Selalu dengan Kekerasan! Simak Beberapa Tips Berikut

Mendisiplinkan Anak Tidak Harus Selalu dengan Kekerasan! Simak Beberapa Tips Berikut

Aqiqah Bandung – Dilansir dari artikel laman web unicef.org yang berjudul “How to discipline your child the smart and healthy way?” yang menerangkan bahwa ada saatnya ketika setiap orang tua kesulitan menentukan cara terbaik untuk mendisiplinkan anak mereka.

Baik saat menghadapi balita tantrum atau remaja yang sedang marah, mungkin sulit mengendalikan emosi Anda. Tidak ada orang tua yang ingin berada dalam situasi seperti ini dan intinya adalah berteriak dan melakukan kekerasan fisik tidak akan pernah membantu.

Lantas Bagaimana Caranya Untuk Mendisiplinkan Anak Tanpa Kekerasan?

Disiplin adalah salah satu hal penting dalam mendidik anak. Namun, disiplin tidak selalu harus dilakukan dengan kekerasan. Kekerasan fisik atau verbal dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik secara fisik maupun psikis.

Oleh karena itu, perlu bagi orang tua untuk mencari cara-cara mendidik anak tanpa kekerasan. Berikut adalah beberapa cara mendidik anak tanpa kekerasan yang dapat dilakukan oleh orang tua:

  1. Alternatif untuk pukulan

Pukulan bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan ketegasan pada anak. Orang tua dapat mencoba alternatif lain seperti memberikan konsekuensi yang sesuai dengan perilaku anak, memberikan perhatian positif ketika anak berperilaku baik, atau memberikan waktu istirahat ketika anak sedang kesal.

  1. Berbicara dengan anak

Berbicara dengan anak adalah cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah dan mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata. Orang tua dapat membantu anak untuk mengidentifikasi perasaannya dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah.

  1. Memberikan contoh yang baik

Orang tua dapat memberikan contoh yang baik dengan menunjukkan perilaku yang diinginkan. Anak akan meniru perilaku orang tua, sehingga orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak.

  1. Memberikan pujian

Memberikan pujian pada anak ketika ia berperilaku baik dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anak. Pujian yang diberikan harus spesifik dan jelas, sehingga anak tahu apa yang ia lakukan dengan benar.

  1. Mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Anak harus memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan memiliki konsekuensi, baik itu positif atau negatif.

  1. Mengajarkan anak untuk memecahkan masalah

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk memecahkan masalah dengan cara yang positif dan konstruktif. Anak harus diajarkan untuk mencari solusi yang tepat untuk mengatasi masalah, bukan hanya menyalahkan orang lain atau menggunakan kekerasan.

  1. Memberikan waktu istirahat

Memberikan waktu istirahat pada anak ketika ia sedang kesal atau marah dapat membantu anak untuk meredakan emosinya. Orang tua dapat memberikan waktu istirahat yang singkat, seperti beberapa menit, untuk membantu anak untuk meredakan emosinya.

  1. Mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan

Orang tua dapat mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan dan menghargai orang lain. Anak harus diajarkan untuk menggunakan kata-kata yang sopan dan menghargai perasaan orang lain.

Nah, itulah beberapa tips mendisiplinkan anak tanpa kekerasan. Dalam mendidik anak, orang tua harus menghindari kekerasan fisik atau verbal.

Orang tua dapat mencari cara-cara alternatif untuk mendidik anak, seperti memberikan konsekuensi yang sesuai, memberikan pujian, atau mengajarkan anak untuk memecahkan masalah. Dengan cara-cara ini, anak dapat belajar untuk berperilaku dengan baik tanpa harus ditegur dengan kekerasan. Semoga bermanfaat!

Sumber gambar: Aqiqah Al Hilal

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Viral!!! Kasus Perundungan Anak Sekolah Apa Kata Islam Tentang Bullying atau Perundungan?

Viral!!! Kasus Perundungan Anak Sekolah Apa Kata Islam Tentang Bullying atau Perundungan

Aqiqah Bandung – Seperti yang telah Ayah Bunda ketahui, saat inti tengah marak kasus perundungan anak sekolah di wilayah Cilacap, Bandung, hingga Kuningan. Tak jarang pihak sekolah dan keluarga kewalahan karena kasus ini sehingga mau tak mau kasus pun dilimpahkan ke pihak berwajib seperti kepolisian dan kejaksaan.

Namun, disamping hal tersebut masih ada juga pihak yang membiarkan kasus ini begitu saja, sehingga kasus ini masih terus terjadi, terutama di lingkungan sekolah.

Apa Itu Bullying?

Bullying atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan perundungan, penindasan atau risak merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan secara verbal maupun non verbal yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Ayat Tentang Larangan Perundungan atau Bullying

Agama Islam telah melarang perundungan dalam bentuk apapun. Al quran menyebutkan larangan ini dalam surat al-Hujurat ayat 11 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Penyebab Terjadinya Perundungan

Biasanya perundungan atau bullying ini terjadi karena kurang terjalinnya rasa persaudaraan di antara sesama. Dan hal tersebut tentu sangat bertentangan dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 10, yang artinya:

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Tak hanya melalui kekerasan secara fisik saja, tetapi kasus ini juga biasa dilakukan secara verbal. Bahkan beberapa waktu lalu, ada seorang anak yang menjadi korban perundungan hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena ia tak tahan terus menerus dirundung secara verbal oleh teman sekelasnya.

Di luar negeri pun tak jarang orang-orang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena mengalami perundungan di sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter dan sebagainya, biasanya perundungan ini disebut dengan istilah cyberbullying.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Perundungan?

Ayah, Bunda. Islam telah mengajarkan kita untuk membalas kejahatan dengan kebaikan. Meskipun itu sulit, tapi sebagai salah satu cara ikhtiar kita untuk mencegahnya jika anak kita menjadi korban perundungan, tidak ada salahnya sebagai orang tua kita mengajak pelaku perundungan itu bersilaturahmi ke rumah kita diberikan suguhan diajak mengobrol santai diperlakukan layaknya teman dan keluarga seperti biasa supaya terciptanya rasa nyaman bagi mereka.

Diharapkan dengan hal tersebut dapat membuat ia merasa sungkan, bahkan mungkin ia yang akan menjadi pelindung anak kita di sekolah ketika dapat perlakuan jahil dari anak lain.

Semoga bermanfaat dan semoga anak Ayah dan Bunda selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin…

Sumber gambar: Ilustrasi perundungan di sekolah (Laparent.com)

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Mendidik Anak Berlandaskan Nilai-Nilai Islam: Mengapa Ilmu Parenting Islami Penting?

Mendidik Anak Berlandaskan Nilai-Nilai Islam: Mengapa Ilmu Parenting Islami Penting?

Aqiqah Bandung – Parenting Islami adalah pendekatan dalam mendidik anak yang berakar pada ajaran Islam. Ini melibatkan cara orang tua membesarkan anak-anak mereka dengan berlandaskan nilai-nilai, prinsip, dan etika yang diajarkan dalam agama Islam.

Lantas, mengapa ilmu parenting Islam begitu penting dipelajari? Dilansir dari beberapa sumber inilah beberapa alasan mengapa ilmu parenting islami begitu penting?

  1. Pendidikan Agama: Dalam parenting Islami, pendidikan agama menjadi prioritas utama. Orang tua mengajarkan anak-anak mereka tentang ajaran Islam, nilai-nilai etika, akhlak yang baik, serta tata cara beribadah. Ini membantu anak-anak memahami ajaran agama dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Keteladanan: Orang tua yang menerapkan parenting Islami berusaha menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam, seperti jujur, sabar, kasih sayang, dan ketulusan. Dengan cara ini, anak-anak dapat mengamati dan meniru perilaku positif orang tua mereka.
  3. Komunikasi: Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam parenting Islami. Orang tua harus mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan nasihat yang bijaksana, dan menjawab pertanyaan anak-anak tentang agama dan dunia dengan penuh pengertian.
  4. Kedisiplinan Positif: Orang tua dalam parenting Islami lebih condong pada pendekatan kedisiplinan positif. Mereka mengajarkan anak-anak tentang konsekuensi dari perbuatan mereka dan memberikan dorongan untuk berbuat baik. Ini menciptakan lingkungan yang lebih penuh kasih sayang dan pemahaman.
  5. Pengembangan Karakter: Parenting Islami mengutamakan pengembangan karakter anak-anak. Orang tua mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kebaikan, belas kasih, dan integritas. Mereka juga mendorong anak-anak untuk berbuat baik kepada sesama dan menjalankan peran sosial mereka sebagai muslim.
  6. Penghormatan Terhadap Kebudayaan: Parenting Islami mengajarkan anak-anak untuk menghormati keberagaman budaya dan keyakinan, sambil tetap teguh pada nilai-nilai Islam. Ini membantu menciptakan pemahaman dan toleransi yang lebih baik dalam hubungan anak dengan dunia luar.

Parenting Islami adalah cara yang kokoh dan berlandaskan nilai untuk mendidik anak-anak. Hal ini dapat membantu menciptakan generasi yang berakhlak baik, penuh kasih sayang, dan berkomitmen pada nilai-nilai agama.

Dengan pendekatan ini, orang tua dapat memastikan bahwa anak-anak mereka tumbuh menjadi individu yang bermanfaat dalam masyarakat dan mampu menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.

Sumber gambar: kalamsindonews

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Aqiqah di Era Digital: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Orang Merayakannya?

Aqiqah di Era Digital: Bagaimana Teknologi Mengubah Cara Orang Merayakannya?

Aqiqah Bandung – Aqiqah adalah salah satu tradisi penting dalam agama Islam, di mana keluarga merayakan kelahiran seorang anak dengan mengorbankan seekor hewan dan membagikan dagingnya kepada yang membutuhkan.

Tradisi ini telah ada selama berabad-abad, tetapi di era digital ini, teknologi telah mengubah cara orang merayakan aqiqah.

Salah satu cara utama di mana teknologi memengaruhi aqiqah adalah melalui komunikasi dan informasi. Dulu, keluarga harus mengundang teman dan kerabat secara langsung untuk hadir dalam perayaan aqiqah.

Namun, sekarang, mereka dapat menggunakan platform media sosial seperti Facebook, WhatsApp, atau Instagram untuk mengirimkan undangan dan berbagi momen perayaan.

Ini membuatnya lebih mudah bagi keluarga untuk terhubung dengan orang-orang yang berada jauh dari mereka, sehingga aqiqah dapat menjadi acara yang lebih inklusif.

Selain itu, teknologi juga telah merubah cara transaksi dana untuk aqiqah. Sebelumnya, keluarga harus melakukan pembayaran secara manual dan tunai.

Sekarang, mereka dapat menggunakan platform pembayaran secara online via transfer untuk transaksi yang lebih efisien. Ini memudahkan keluarga untuk mencapai target dana mereka dan memastikan bahwa aqiqah dapat berjalan sesuai rencana.

Teknologi juga memainkan peran penting dalam dokumentasi perayaan aqiqah. Dulu, keluarga hanya dapat mengandalkan foto fisik untuk mengabadikan momen-momen penting.

Namun, sekarang, hampir setiap orang memiliki kamera ponsel yang canggih, sehingga momen-momen berharga dapat dengan mudah diabadikan dalam bentuk foto atau video yang dapat dibagikan dengan teman dan keluarga.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan keluarga untuk menjalani proses aqiqah dengan lebih nyaman. Mereka dapat memesan hewan qurban secara online dan mengatur pengantaran langsung ke tempat pemotongan.

Ini mengurangi kerumitan yang terkait dengan proses ini dan membuatnya lebih efisien.

Dalam kesimpulan, teknologi telah mengubah cara orang merayakan aqiqah di era digital ini. Dari komunikasi hingga proses pembayaran, dokumentasi, dan proses praktis, teknologi telah membuat aqiqah menjadi lebih mudah diakses dan dirayakan dengan cara yang lebih modern.

Namun, penting untuk tetap menjaga nilai-nilai islami dan makna tradisi ini dalam menghadapi perubahan zaman.

Dokumentasi domba Aqiqah Al Hilal

Penulis: Elis Parwati

{ Comments are closed }

Chat Sekarang
1
Chat Sekarang
Ada yang bisa kami bantu untuk Aqiqahnya..?